Mon 5-May-2025

Sari Samur

Sari Samur

Satu Negara Bagi Israel

120 tahun lalu Konferensi Zionis di Basel Swiss memutuskan mendirikan negara Yahudi di Palestina. Untuk mewujudkannya segala penghalang bagi proyek zionis ini dihilangkan. Dalam memorinya Theodor Herzl menulis bahwa setelah 50 tahun lagi negara zionis itu akan berdiri dan dipastikan 50 tahun lagi akan menjadi kenyataan. Dan benar saja itulah yang terjadi setelah setengah abad menjadi kenyataan. Dimana para pendatang yahudi di Palestina telah mendirikan lembaga-lembaga negara penuh baik militer ekonomi dan lainnya dan hanya tersisa deklarasi pendirikan negara yang dilakukan setahun setelahnya. Konferensi digelar di Basel di tahun 1897 dan Ben Gurion mendeklarasikan negara Israel di tahun 1948.

Pembantaian di Ibrahimi Ketika Reaksi Melemah

23 tahun lalu ekstrimis Yahudi Baroch Goldstain menggelar pembantaian di Masjid Ibrahimi dengan cara biadab dan horror. Akibatnya 29 jamaah shalat gugur syahid dan 150 jamaah lainnya yang sedang menunaikan shalat subuh luka-luka. Kenangan berdarah itu masih hadir di Hebron dan seluruh warga Palestina terhadap salah satu kejahatan teroris zionis. Kota Tua di Hebron (Al-Khalil) tidak melupakan pembantaian dan genosida yang digelar pada 15 Ramadhan 1414 H/25 Februari 1994 itu. Lebih menyakitkan lagi justru pembantaian dan kejahatan berdarah itu menjadi “stasiun” bagi yahudisasi Masjid Ibrahimi tersebut. Baroch adalah seorang dokter.

Menghabisi Arab dari Opsi Konfrontasi

“Ada komedi “hitam”; bahwa Organisasi Zionis internasional di dalamnya kelompok bersenjata penjahat yang menilai bahwa di Inggris ada musuh minimal dianggap sebagai negara yang tidak bisa diandalkan untuk mewujudkan mimpi zionis mencaplok Palestina. Ya Inggris yang sudah memberikan Deklarasi Balfour dan memudahkan mereka untuk pindah ke Palestina masih dianggap demikian oleh zionis”

Politik Permanen Arab Pilih Diplomasi daripada Konfrontasi

Jika Inggris yang mendesain penempatan proyek zionis di Palestina dengan mendirikan negara Israel maka saat itu rezim-rezim Arab secara resmi hingga sekarang masih mengandalkan strategi diplomasi daripada konfrontasi (melawan) proyek zionis tersebut. Melalui diplomasi rezim Arab mencoba menjauhkan Inggris dan Amerika agar tak mendukung politik zionis secara mutlak. Di sisi lain rezim Arab berusaha menghentikan dan menghadang aksi revolusi perlawanan rakyat Palestina dari waktu ke waktu.

Palestina dan Faktor-faktor Pengaruh Arab

Beberapa hari lalu kita mengenang peringatan 34 tahun pembantaian Sabra dan Shatila. Penulis terkenang dengan pemandangan seorang perempuan di atas tumpukan jasad mayat-mayat sementara hawa kematian dan kehancuran di tempat tersebut begitu mengerihkan. Perempuan itu berteriak “Dimana bangsa Arab?”